sedikit panik
Langkah Jisung yang sedikit berlarian kecil menghampiri Minho, berdiri tepat di depan lelaki yang sedang duduk di jok motornya.
“Minho!” senyum Jisung membuat Minho ikut tersenyum juga. “Udah? Mau kemana lagi?” tangan Minho terjulur untuk mengambil kelopak bunga kecil yang menempel pada pipi gembil sang pacar. Bagaimana bisa Jisung tidak sadar atau tidak merasakan pipinya ketempelan sesuatu?
Jisung menganggukan kepalanya, membuat rambutnya ikut bergerak lucu. “Makan! Ji laper!”
“Gak ah, gue gak laper.” jawab Minho menggodai Jisung. Benar dugaan Minho, wajah Jisung berubah menjadi sangat lucu. Bibirnya yang melengkung kebawah dan matanya yang melotot membuat Minho ingin menggigit pipi gembil milik Jisung.
“Ih kok gak mau?!” sebal Jisung.
“Ya gue gak laper?”
“Kok gak laper?! Kok gue-gue an?!!”
“Masalah?”
Semakin kesal Jisung dengan Minho, matanya menatap malas dan mengambil gerakan mundur. “Yaudah aku pulang jalan kaki aja! Sambil nyari tukang sate!”
Semakin gemaslah Minho kepada Jisung. “Yaudah sana.”
Jisung yang tadinya sudah berbalik badan, kini ia hadapkan kembali menatap Minho. Tak kalah sebal nya. “Kok yaudah sana sih?!! Kamu gak nahan aku?!”
“Enggaklah, ngapain gue nahan lo?”
Demi Tuhan, Minho tidak tega menatap wajah Jisung yang sudah hampir menangis itu. “Yaudah! Sana kamu pulang aja! Aku gak apa-apa jalan kaki sendiri! Dasar! Jangan ngomong sama aku selama sebulan!”
Tentu saja Minho kaget. Dengan gerakan refleknya, Minho menahan lengan Jisung. “Gak boleh gitu dong. Ayo naik, kita cari abang sate!” ujar Minho dengan nada semangatnya.
“Gak. Mau. Lepas.”
Sepertinya Minho kebablasan menggodai pacar manis nya ini. “Ayank ih. Jangan ngambek beneran. Main pou, main pou!” panik Minho sedikit merayu Jisung.
Sial, tawaran Minho sangat menggiurkan bagi Jisung. Perlahan ia putar tubuhnya kearah Minho lagi. “Beneran?”
Minho tersenyum gemas. Kenapa pacar manis nya sangat semenggemaskan ini? Padahal Jisung bisa saja mendownload nya sendiri kan?
“Beneran dong. Ayo naik!”
Jisung menurut. Tangannya memegang bahu Minho untuk menahan berat tubuhnya saat naik ke motor pacarnya.
“Pakai helm nya dulu, manis.” Minho memakaikan helm Jisung dan mengkaitkan kaitannya.
“Siap?!” tanya Minho.
“Siap!” jawab Jisung tak kalah semangat.
“let's go kita cari abang sate sama main pou!!”
Jisung hanya tertawa menanggapi omongan Minho.