pulang sekolah

Dari kejauhan Jisung sudah bisa melihat Minho yang tersenyum dan sesekali melambaikan kedua tangannya sambil terus menatap bus yang semakin mendekat ke arah nya.

“Gak tau deh, gak kenal. Malu-maluin aja.” lalu berdiri dan keluar dari pintu belakang. Berjalan mengindari dan melewati Minho seakan-akan benar kalau ia tidak mengenal Minho.

Rentangan tangan Minho perlahan turun, badannya mengikuti ke mana Jisung pergi. Menatap pacar nya tak percaya. Berlari menghampiri Jisung dengan gayanya yang tengil dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket nya. Jalannya mundur untuk bisa menatap sang pacar.

“Pacar siapa sih ini? Buru-buru banget?”

Jisung menatap Minho sebentar. “Pacar nya orang ganteng, Om.” jawabnya sambil memanggil Minho dengan sebutan, Om.

“Terus pacar nya kemana Dek? Kok sendirian?”

“Pacar aku gak jelas Om. Dari di Sekolah dia ngikutin aku.”

“Loh bagus dong? Itu tandanya dia sayang sama Adek. Gak mau ngebiarin pacar manis nya pulang sendirian.”

Jisung terkekeh. Kaki nya menendang kaki Minho namun tidak sampai kena. “Geli banget segala manggil Adek.”

Minho balik badan, menyamakan jalan nya dengan Jisung. Mengusap acak kepala sang pacar. “Kamu duluan yang manggil aku Om.”

“Kamu ngapain sih ngikutin aku? Dibilang aku mau pulang sendirian.”

“Om kan gak mau pacar Om ini pulang sendirian.” jawab Minho, sontak bahu nya kena pukulan oleh Jisung.

“Stop gak?! Aku berasa pacaran sama Om-Om tau gak sih?!” kesal Jisung.

Minho terkekeh. “Tapi panggilan Adek gak buruk juga kan Yank?”

“Gak mau!”

“Dek.”

Minho terkekeh lagi menatap Jisung yang kesal mendengar panggilannya. “Yank jajan telur gulung dulu sini.” menarik tas Jisung untuk mengikutinya mendekati penjual telur gulung.

“Gak mau ah, aku mau pulang!”

“Jajan dulu sebentar.”

Menatap sebal Minho, lalu tatapannya beralih menatap gerobak kecil di depannya. “Bang mau goceng! Aku dulu ya!” ujar Jisung yang menatap penjual telur gulung dan Minho dengan bergantian.

Terdengar sangat lucu bagi Minho. Ia usak kepala lelaki manis itu. “Katanya tadi gak mau?”

“Mumpung dijajanin sama Om.” jawabnya enteng. Minho terkekeh. “Siapa bilang aku yang jajanin?”

“Ya bodo?”

Jisung menatap Minho yang fokus pada ponsel yang ia genggam. Rasa penasarannya semakin besar kala Minho memasukan kembali ponsel nya ke dalam saku celananya dan kembali menatap telur yang kembali dipecahkan serta adonan yang mulai diguyur.

“Siapa?”

“Siapa, siapa?”

Jisung menghela napasnya. “Siapa yang baru aja kamu Chat?”

“Oh, bukan orang.”

Tangan Jisung bergerak meminta ponsel lelaki yang tidak mau menatapnya itu. “Mana coba aku mau liat.”

“Hah? Gak penting Ji, ngapain kamu lihat?” masih enggan untuk menyerahkan ponselnya.

“Ya aku mau lihat! Kamu selingkuh ya?!” ujar nya sedikit keras. Penjual telur gulung itu sempat melirik keduanya. Beberapa orang yang lewat juga menatap mereka yang tiba-tiba saja mendengar suara keras Jisung.

“Yank? Apa sih? Ya masa aku tega nyelingkuhin manusia segemes kamu?”

“Gak ada yang tau? Mana ih cepetan aku mau lihat!”

Minho membiarkan Jisung yang tiba-tiba mengambil ponselnya, membuka pesan terakhir yang Minho kirimkan ke seseorang.

“Oh, Ayah kamu.” lalu mengembalikan ponsel Minho tanpa menatap laki-laki itu. Ia gigit bibir dalamnya, mencoba untuk tidak menangis dihadapan pacarnya.

Minho tau. Ia menatap ke samping, Jisung nya sedang menahan tangis. “Maaf.”

Jisung menoleh. “Hm?”

“Maaf, Jisung.”

Jisung terkekeh. “Ngapain minta maaf?” Minho hanya diam. “Masa aku marah karna Ayah kamu minta di beliin buah?”

Baru saja ingin menjawab, Minho sudah disela oleh Jisung. “Bang, dia yang bayar ya! Dadah Om!” pamitnya ke Minho.

Minho terkekeh, lalu mengeluarkan selembar uang Lima Ribu Rupiah kepada penjual telur gulung dan berlari untuk mengsejajarkan jalannya dengan Jisung. Ia rangkul tubuh kecil sang pacar dan menggodai Jisung agar mau membagi telur gulung kepadanya. Ya, dari awal Minho memang tidak memesan untuk dirinya sendiri. Dan membiarkan Jisung menikmati telur gulungnya. Melihat Jisung yang tengah asik mengunyah adalah kesukaan Minho. Hanya melihat Jisung makan, ia bahagia. Minho selalu ingin membahagiakan Jisung.

🐿🐱