PLOT TWIST
“Soal perjodohan tadi, Mas Minho beneran nolak?” Kepo Jisung.
“Belum tau. Tapi saya gak tertarik.”
“Aku juga kalo dijodohin gak bakalan mau sih.” Anggung Jisung.
“Mending saya nikahin kamu aja gak papa.” Kekeh Minho.
“Sembarangan!” Jisung ikut terkekeh.
“Trus aku pulangnya gimana?”
“Mau pulang sekarang?”
Jisung mengangguk. Mulut dan tangannya masih sibuk mengambil chiki dan mengunyahnya.
“Ayo saya anter.”
“Mas Minho? Mau nganterin aku sampe rumah?” Seperti tidak percaya ia mengulangi pertanyaan yang sama.
“Iya. Emang mau naik ojol malem-malem?”
Jisung melihat jam tangannya. “Masih jam sembilan kok. Berani aja sih kalo disuruh naik ojol.” Jawabnya santai lalu menenggak minuman kalengnya.
“Saya anter aja. Dipake jaket nya.” Minho berdiri untuk mencari kunci motornya.
Jisung seperti terburu-buru. Membereskan semua jajanan yang mereka makan untuk di taruh ke meja makan. Setelah semuanya bersih, Jisung memakai jaketnya. Menatap Minho yang sudah berdiri di depan pintu menunggu Jisung.
“Baju aku gimana? Ini baju Mas juga gimana?”
“Besok diambil gampang.”
Jisung hanya mengangguk lalu menyambar tas nya dan mengikuti Minho keluar.
Motor Minho berhenti di depan pagar rumah Jisung. Melepas helm nya dan menerima helm yang di berikan Jisung.
“Saya kayak kenal mobil ini.”
Jisung ikut melihat mobil yang terparkir di depan mereka.
mampus belum pulang tamunya!
“Jalan-jalan dulu yuk beli makan apa gitu? Aku laper banget nih.” Rayu Jisung yang langsung mengambil lagi helm milik Minho yang tadi sudah ia berikan.
“Kamu laper?”
Belum sempat Jisung mengangguk, badannya sudah di tarik masuk oleh Ayah nya.
“Baba! Sakit ah!”
“Gak usah lebai, Baba narik nya pelan gini kok sakit.”
“Bentar! Ini mau ngembaliin helm punya orang dulu.”
Minho yang kepo pun mengintip dari pagar, ia dapat melihat Mama Papa nya ada di sana. Pandangannya dengan sang Papa bertemu. Papanya menyuruhnya untuk menghampirinya masuk ke dalam.
Disini mereka. Duduk di tengah sofa dengan seberang kanan orang tua Jisung dan kiri orang tua Minho.
“Kalian udah kenal ternyata?”
“Karna udah kenal trus kalian sekongkolan kabur?”
“Pa.”
“Ba.”
Ucap berbarengan, Jisung maupun Minho.
“Nah kalo kayak gini kan jadi enak ya kita gak usah capek-capek ngenalin atau berusaha ngedeketin kalian. Orang kalian aja udah kenal deket gini.” Ucap Mum.
“Mum!”
“Jadi kita tinggal bahas tanggal cantik aja ya jeng.” Celetuk Mama Minho.
“Ma!”
“Ok mari kita bahas!”
Jisung dan Minho hanya bisa duduk diam dan pasrah saja melihat kedua orang tua mereka heboh.