Ngobrol?

Di waktu yang sama, Jisung dan Felix masuk ke pet shop Minho lalu ada seseorang juga yang pergi keluar meninggalkan pet shop karena ia telah diacuhkan oleh pemilik toko.

Setelah masuk dan memilih untuk ke lantai dua. Jisung dan Felix menunggu makanan mereka sambil bermain dengan kucing-kucing yang ada di sana.

Hyunjin datang, ikut duduk di samping Felix. “Aku udah kamu pesenin Yang?”

Yang yang aja. Gue cakar muka lo pake meong nih!” Sambil pura-pura memukul lengan Hyunjin dengan kaki kucing yang ia pangku.

“Kok lo demen banget sama kucing sih Lix?” Tanya Jisung yang masih memperhatikan temannya mengelus kucing.

“Lucu tau, pengen gue ngap aja rasanya.”

“Lo mau nyoba buat mangku dia?” Tawar Felix.

“Gak ah, takut.”

“Takut jatoh dia nanti.”

Felix tertawa. “Ya nggak lah anjrit!”

“Kamu aja yang aku pangku, mau nggak Lix?” Bukan Jisung. Melainkan Hyunjin dengan tangannya yang iseng menjawil dagu Felix.

Jisung merasa kakinya ada sesuatu yang mampir. Melihat bawah, ada kucing yang mendusel kakinya. “Halo.” Sapanya pelan.

“Angkat Ji.” Suruh Hyunjin.

“Di bilang takut!”

“Jangan lo injek tuh kucing.” Kata Felix.

“Nggaklah, gila aja lo! Takut bukan berarti ni kucing bakalan gue injek atau gue tendang ya!”

“Takutnya kan, gue cuma waspada aja kalo makhluk gemoy yang ada di kaki lo, lo injek.” Jawab Felix.

“Nggak Lix.” Lalu mengeluarkan ponselnya untuk memotret kucing abu-abu tua itu.

“Lucu banget, jadi pengen deh. Tapi gue takut.” Gemas Jisung yang melihat hasil fotonya sendiri.

Tak lama makanan datang. Jisung dapat merasakan aura seram yang di keluarkan oleh Hyunjin saat menatap lelaki di depannya.

“Seungmin! Ada Chan!” Minho yang baru sampai di lantai dua itu pun mengintrupsi temannya.

Belum semua makanan yang ada di nampannya ia taruh meja, lelaki yang tadi dipanggil Seungmin itu pun pergi dengan buru-buru.

Minho menggantikan Seungmin. “Kacaw banget sekalinya denger nama Chan langsung deh.” Ujarnya pelan sambil menaruh makanan di meja Jisung.

Hyunjin yang juga mendengar lantas pergi juga ke bawah. “Hyunjin!” Panggil Felix.

“Maaf ya, pekerja baru belum saya ajarin.” Ujar Minho.

Jisung tertawa. “Gak papa Mas, santai aja.”

“Gue nyusul Hyunjin dulu ya, takut jambak-jambakan kayak waktu itu!” Lalu pergi tanpa menunggu Jisung menjawab.

“Nggak ada Jeongin, ada temennya si rambut pendek. Syukur deh.” Ujar pelan Minho.

“Kenapa Mas?”

Minho menggeleng. “Gak papa.”

“Dori kamu ngapain di bawah situ! Jangan di gigit lagi ya pelanggan gue!” Lalu berjalan ke samping kiri Jisung. Menunduk dan mengambil kucingnya yang ia panggil Dori tadi.

“Emang suka gigit dia?”

Minho mengangguk. “Kadang, dia emang suka gemes gitu kalo sama orang baru. Kamu nggak di gigit kan sama Dori?”

Jisung menggeleng. “Dia cuma nduselin kepalanya doang kok.”

Minho mengangguk. Masih menggendong Dori dan mengelus badannya.

“Kalau gitu, selamat menikmati.” Minho yang ingin pergi tiba-tiba Jisung berkata.

“Tunggu.”

Minho menatap Jisung.

“Mas nya sibuk nggak?”

“Kenapa?”

Sebenarnya Jisung malu mengatakannya. Namun apa boleh buat, kedua temanya masih asik di bawah sana.

“Aku, eh saya..”

“Nggak usah formal-formal deh, mau lo-gue an juga nggak papa.” Kekeh Minho.

Jisung ikut tertawa. Rasa canggungnya seketika menghilang. “Oke … aku?” Tidak mungkin kan Jisung berucap lo-gue? Jisung masih punya sopan santun.

“Aku boleh minta temenin nggak? Maksudku disini cuma ada aku dan kucing-kucing, kalau kamu turun ke bawah juga.”

“Oh, takut sama kucing?”

“Sedikit, tapi biasa aja. Tapi kalo Mas nya sibuk nggak papa deh tinggal aja.” Lalu mencomot kentang gorengnya.

Minho menarik bangku di sebrang Jisung. Dan duduk di sana. Menaruh Dori di meja.

Jisung ikut pindah membawa kentang gorengnya. Duduk di depan Minho.

“Kenapa pindah? Nggak dimakan makanannya?” Tanya Minho.

Jisung menggeleng. “Bukan punyaku. Punyaku ini doang.” Cengir Jisung. Minho ber-oh ria.

“Mau lebih dekat sama Kucing, boleh?” Tangan Jisung ia beranikan untuk mengelus badan Dori.

“Boleh dong.” Lalu menghadapkan Dori ke Jisung.

“Halo lagi!”

“Coba di elus kepalanya.” Suruh Minho.

“Takut di gigit.”

“Ya enggak dong, dari samping.”

Jisung mengelus dengan ragu, tidak ada perlawanan dari Dori, Jisung semakin berani mengelus sayang kepala Dori.

“Di gigit nggak?” Kekeh Minho.

Jisung menggeleng. “Lucu.”

“Jangan kamu kasih kentang ya.”

“Ya enggak lah, masa aku kasih kentang!” Jawab Jisung.

“Dori kamu mau?” Mempamerkan kentang gorengnya.

Meow

Jisung memakannya. “Nggak boleh! Punyaku!” Dori menjilati kakinya.

Minho tersenyum gemas melihat lelaki di depannya ini berbicara dengan Dori. Tiba-tiba ia teringat seseorang yang ada diroomchat telegramnya. Lalu semakin tersenyum mengingat lelaki itu.

“Kamu suka kucing banget ya, Mas?” Tanya Jisung tiba-tiba. Sebelum Jisung menatapnya, senyum lebar yang tadi mengembang pun ia hilangkan.

“Kalo nggak suka ngapain gue buka toko gini.”

Jisung terkekeh. “Sorry kelepasan.”

Jisung mengangguk. “Nggak papa kali.”

“Temen lo Ji! Tobat banget gue sama dia!” Felix yang tiba sambil menarik tangan Hyunjin.

Minho bangun. “Aku kebawah dulu ya?”

Jisung mengangguk. “Iya, makasih ya udah di temenin!” Senyum Jisung mengembang kala melihat Minho yang juga mengangguk sambil tersenyum.

Menatap Minho yang menghilang dibalik pintu kaca. “Mukanya kayak nggak asing, tapi siapa ya??” Tanyanya sendiri