lebih lama
Setelah mendengar suara Changbin, reflek badan mereka bergerak cepat untuk mencari tempat persembunyian yang aman.
Jisung tertawa pelan namun panik juga. “Sayang ih! Kalo kamu ngumpet disitu keliatan!” Rasa sebal, panik dan lucu menjadi satu. Karena Minho hanya berdiri disamping lemari milik Jisung.
“Kenapa kasur kamu gak ada kolongnya sih Ay?!” Ujar Minho panik karena keduanya bingung memilih tempat yang aman.
“Ay bentar.” Ucap Jisung sambil memegangi kepalanya bingung.
“Ay! Gak ada waktu buat sebentar. Cepetan aku harus ngumpet dimana?!” Gemas Minho karena takut jika Changbin tiba-tiba masuk kedalam kamar pacarnya itu.
“Laptop!”
Minho heran. “Buat apa astaga sayang?”
“Mukaku lagi panik banget, gak bisa bohong aku Ay!” Lalu menemukan laptopnya dan menyalakan benda itu diatas kasurnya dengan asal.
Saat keduanya berdiri didepan pintu, “Jisung?” Suara Changbin.
Berbarengan dengan pintu yang dibuka, Jisung mendorong badan Minho kebelakang pintu yang Changbin buka.
Jisung tersenyum canggung. Sementara Minho berusaha untuk diam dan tidak menimbulkan suara.
“Kenapa keringetan gitu?” Tanya Changbin sambil melihat isi kamar Jisung.
“Apaan sih! Nggak ada apa-apa!” Berusaha menutupi apa yang dipandang oleh Changbin.
“Kalo gak ada apa-apa biarin gue masuk dong.” Mencoba masuk ke dalam kamar Jisung namun pemilik kamar itu tidak memberikan izin, ia dorong balik badan Abangnya itu.
“Dibilang nggak ada apa-apa!” Marah Jisung.
Changbin menatap Jisung penuh selidik lalu tertawa. “Yaudah kali kalo gak ada apa-apa nggak usah panik gitu.”
Jisung diam penuh was-was.
Sebelum pergi, Changbin menepuk pundak Jisung. “Nonton bokep kan lo?” Karena melihat laptop Jisung yang menganggur diatas kasur.
“Kalo panik gitu malah ketauan. Santai aja.” Kekehnya lalu pergi.
“Ba-bang Bin! Mau balik studio?”
“Iyalah. Nih ambil flashdisk nya Kak Chris.”
Jisung hanya mengangguk.
“Yaudah, hati-hati lo dirumah. Ada apa-apa langsung telfon gue.”
“Siap!”
Napasnya bisa lega dan menutup kembali pintu kamarnya karena Changbin benar-benar sudah menutup pintu Apartemen.
Minho keluar dari persembunyiannya itu. Ikut lega karena dirinya selamat.
“Nggak pulang kan?” Tanya Jisung.
“Kamu maunya aku pulang?”
Jisung menggeleng cepat lalu memeluk Minho. Mengeratkan tangannya yang berada dipinggang Minho.
Minho tersenyum, mengelus sayang kepala Jisung. “Iya nggak pulang kok.”
“Mau kayak gini dulu jangan pergi.”
“Iya sayang aku gak akan pergi kemana-mana. Aku tetep sama kamu.” Tenang Minho sambil terus mengusap kepala Jisung, sesekali ia cium.
Keduanya menikmati waktu diam mereka sambil berpelukan. Entah apa yang mereka pikirkan. Hanya ada rasa nyaman diantara mereka.
“Minho aku takut.”
Minho tau kemana arah pembicaraan Jisung. Ia juga takut, sangat takut. Minho takut apa yang ada dikepalanya benar-benar terjadi.
“Aku disini Jisung. Gak perlu takut. Aku pastiin aku selalu ada disamping kamu, selalu. Dan apapun yang akan terjadi kedepannya, entah itu baik atau buruk, aku tetap disamping kamu dan akan selalu seperti itu.”