keluarga
Kegiatan Taerae yang masih saja asik belajar di ruang tamu itu pun seketika berhenti saat tahu ada orang yang mendekat dan duduk di sofa.
“Papa katanya gak pulang?”
Minho tersenyum. “Pulang dong. Masa kerja mulu, gak mau lah Papa.”
Taerae terkekeh. Usapan Papa nya dari belakang mampu membuat Taerae yang duduk dibawah dan menyandar ke sofa pun menengok.
“Tutup bukunya, sini kita nonton film aja.”
Namun tatapannya beralih ke Jisung yang sudah membawa nampan besar yang terdapat tiga gelas minuman manis serta piring yang berisi buah-buah an.
Taerae menggeleng. “Besok masih ujian.”
“Biarin Pa, masih mau belajar anaknya.” Ujar Jisung yang sudah meletakan nampannya dihadapan Taerae dan langsung dimakan oleh sang anak.
“Udah dari pulang sekolah pasti kan belajarnya? Gak papa sini istirahat. Kasian otak kamu sayang.” Ujar Minho sambil menarik pelan tubuh Taerae untuk duduk disampingnya.
Namun lagi-lagi Taerae menatap Jisung.
“Papi gak akan marah, kamu takut kah sama Papi?” Usapan lembut dikepala Taerae Minho berikan.
“Papi sedih loh, seakan-akan Papi galak ngomelin kamu terus.”
Taerae menggeleng. “Bukan gitu Pip, tapi Taerae gak mau aja bikin Papi kecewa.”
Minho menyerit. “Terus Papa? Papi doang?”
“Papa juga. Kalian berdua. Taerae gak mau ngecewain kalian berdua karna nilai Taerae jelek.”
“Jelek pun kalo hasil Taerae sendiri gak apa-apa kok.” Ujar Jisung yang menenangkan anaknya.
“Udah sekarang kita nonton film aja. Udah lamakan gak ngumpul bertiga kayak gini?” Final Minho untuk Keluarga kecilnya.
Dua semestanya tersenyum, memeluk Minho dari samping.