kalah
“Minho! Ada Jisung nih!” Suara Bundanya terdengar sampai kamarnya.
Minho bangun, panik. “Nih anak gak bakalan nonjok gue kan karena kalah main?” Ucapnya sendiri sambil membukakan pintu kamarnya.
Kaget, Jisung sudah ada di depan kamarnya. Menerobos masuk dan duduk di kasurnya sambil mulutnya cemberut.
“Kenapa kesini?” Cengir Minho takut.
“Lo curang kan ngaku!!” Tuduh Jisung.
“Curang gimana sih Ji?” Gemasnya lalu menutup pintu kamar dan duduk di sebelah Jisung.
“Pokoknya kamu curang!”
“Kamu??” Goda Minho.
Jisung memukul minho dengan bantal. “Maksudnya lo!”
“Kamu juga nggak papa, kita kan pacaran.” Godanya lagi.
“Makan nih pacaran!” Sekali lagi, ia melempar bantal ke Minho.
“Mau liat karakter kamu.” Ujar Jisung. Minho tersenyum menggoda.
“Yaudah gak jadi!”
“Kamu mah pundungan ih, nih.” Membuka gamenya. Jisung condong ke depan, seperti anak kecil yang penasaran kakak nya sedang apa.
“Bagu-bagus ih.” Jisung cemburu.
“Mau mainin?” Tawar Minho.
“Maunya mabar lagi!”
“Beneran?” Tanya Minho.
Jisung mengangguk. Memberikan kode map marge land. Minho tersenyum melihat wajah serius Jisung yang sepertinya ingin menang, Minho berdoa dalam hatinya supaya ia kalah kali ini.
Setelah melewati panjangnya permainan dan Jisung selalu misuh. Lelaki manis itu melempar asal ponselnya, masih di kasur. Ia memeluk guling Minho, menengelamkan wajahnya.
“Jangan pundung dong, sayang.” Rayu Minho.
“Peyang!” Suara Jisung terendam guling.
Minho terkekeh. Berlari keluar kamar, menuju dapurnya dan mengambil sesuatu. Lalu kembali lagi.
“Sayang, udah dong. Nih aku ada es krim mochi!” Menggoyangkan plastik belanjaannya agar bersuara.
Jisung mengintip, Minho tersenyum. “Nih pilih mau rasa apa? Kopi? Greetea?”
“Kopi.” Jawabnya pelan.
Minho membukakan bungkus es krimnya lalu memberikannya kepada Jisung. Lelaki manis itu bangun, memakan es krim mochi nya.
“Enak?”
Jisung mengangguk.
“Ji, gue serius loh ngajakin lo pacaran. Mau ya?”
Jisung menggeleng.
“Beneran di tolak nih?”
Jisung mengangguk.
“Yaudah gak papa. Lo menang kali ini.”
Jisung menatap Minho bingung.
“Soal game emang lo kalah. Tapi kalo soal perasaan, gue kalah. Gue kalah suka sama lo duluan, gue kalah nggak bisa naklukin hati lo. Gue kalah udah jatuh cinta sama lo.”
“Tapi gak papa kalo lo belum suka sama gue. Kita mabar terus aja sampe lo suka sama gue. Oke?” Menaik turunkan alisnya, berusaha tidak apa-apa.
Jadi ngerasa jahat liat senyum lebarnya habis gue tolak. batin Jisung.
Jisung mengangguk. “Mau lagi mochinya.”
“Kenapa ngangguk?”
“Iya.”
“Iya apa?”
“Iya mabar terus sampe gue suka sama lo!” Jawab Jisung pelan.
“Mana mau lagi mochinya!”
“Iya-iya sayang, nih.” Memberi semua mochinya.
“Peyang!”
“Ayo main lagi.” Ajak Minho.
“Nggak mau, mau makan mochi aja!” Memeluk plastik berisi mochi.