interaksi pertama
“Seungmin tega banget dah lebih milih si Chan daripada sahabatnya yang ganteng ini.” Keluh Jisung.
“Gila panas banget dah hari ini. Terik banget man.”
Jisung berjalan, langkahnya membawanya ke Mushola yang ada di Sekolahannya. Duduk di lantai, Jisung tidak masuk ke dalam. Hanya di depan saja.
“Cuci muka aja deh.” Masih berdialog sendiri.
“Tapi bakalan rusak panas-panas gini malah cuci muka.”
“Tunggu agak lama deh baru cuci muka.”
“Tinggal minta sabun ke Adek Kelas.” Kekeh Jisung sendiri yang melihat siswa-siswi yang bergantian untuk Sholat Zuhur itu.
Jisung yang lagi leyeh-leyeh sambil memejamkan matanya itu pun seketika membuka matanya karena ada suara yang mengintrupsinya.
“Hey,”
Jisung menatap diam. Tetesan air yang jatuh ke tangannya, dari rambut lelaki disampingnya itu pun terasa dingin.
“Lo anak Rohis?”
Detik itu pun Jisung sangat ingin tertawa kencang. Namun ia berhasil menahannya. “Kenapa?”
“Lo anak Rohis kan?” Ulangnya.
“Bukan.”
“Yaudah deh, gue kira lo anak Rohis. Keliatan alim, tenang gitu muka lo. Gue duluan kalo gitu.” Perginya.
Jisung bingung. Memangnya anak Rohis harus keliatan alim dan tenang mukanya?
Masih menatap bingung lelaki yang mulai menjauh dari pandangannya itu.