ice cream
Setelah Jisung mati-matian untuk membujuk manager dan Kak Chris untuk mengizinkannya pergi sendirian dengan alasan ingin me time sambil makan es krim. Akhirnya membuahkan hasil yang ia inginkan. Dirinya diizinkan untuk pergi sendiri.
Turun dari mobil managernya ia terpana melihat struktur bangunan yang tidak terlalu mewah tetapi ada sentuhan vintage disetiap sudut bangunan itu, terlihat instagramable kalau kata anak muda zaman sekarang.
“Wow.” Senyumnya merekah. Langkahnya mulai mendekati pintu masuk Cafe Ice Cream itu.
Detik kemudian dahinya menyerit heran. “Kok sepi banget? Padahal masih jam delapan?”
Lalu memilih duduk dan membuka ponselnya. Membaca balasan terakhir dari Minho membuatnya semakin tersenyum. Kedua tangannya ia lipat diatas meja, pandangannya menyisir seisi Cafe cantik ini. Bagaimana bisa Minho menemukan Cafe Ice Cream secantik ini?
Minho: Tunggu sebentar ya aku udah hampir sampai.
Begitu katanya.
Tak lama ada seseorang yang menghampirinya. Tersenyum dengan penuh kecanggungan terlihat disana.
“Nunggu si gila ya?”
Jisung menyerit menodong maksud dari pertanyaan itu.
“Ah sorry, Minho maksudnya.” Kekeh lelaki itu. Jisung membatin lelaki itu sepertinya salah satu karyawan disini.
“Kenal Minho?”
“Oh ya jelas dong kenal banget. Kita tuh konco kentel banget!” Hebohnya dan duduk di depan Jisung.
teman akrab
“Minho kenapa gak bilang kalo punya pacar semanis ini … tapi bentar, lo kayak gak asing deh gue liat-liat dari deket. Kayak aktor tapi main drama dimana ya? Ah! Oh! Nama gue Jun! Lo bisa panggil gue Bang Jun. Kayaknya lo dibawah gue ya?”
Ekspresi Jisung saat mendengarkan lelaki didepannya berbicara adalah takut, waspada, terkekeh canggung.
“Nama gue ….”
Omongan Jisung terpotong karena lelaki bernama Jun itu tiba-tiba berdiri dan menyebabkan kursi menimbulkan suara berisik.
“Gue hampir aja lupa pesenan Minho! Bentar ye nanti kita lanjut lagi.” Lalu pergi meninggalkan Jisung.
“Belum gue jawab ….” Menatap tak percaya Jun yang tiba-tiba menghilang di balik pintu yang Jisung yakin itu adalah dapur.
“Minho mana sih gak dateng-dateng!” Sebal Jisung yang detik itu juga melotot karena melihat sosok yang masuk Cafe dan tak asing baginya.
Lelaki itu tersenyum menghampiri Jisung. Namun Jisung menunjuk lelaki itu tak percaya.
“Ih?! Lo ngapain ngikutin gue?!” Heboh Jisung yang sudah dulu menyemprotkan kata-katanya.
Minho menyerit kebingungan saat sudah di depan Jisung.
“Lo mau nagih hutang ya?!” Fitnah Jisung.
“Hutang?”
Jelas Minho bingung, karena kedatangannya disambut seperti itu. Seakan-akan dirinya melakukan kesalahan besar.
Jisung merogoh dompetnya yang sengaja ia kantungi di jaket kulitnya. Mengambil selembar uang merah dan memberikannya ke Minho.
“Buat apa?” Belum mau menerima uang yang Jisung sodorkan.
“Hah?”
Minho terkekeh. “Kok Hah sih? Itu uang buat apa di kasih ke aku?”
“Lo minta bayaran susu waktu itu kan?” Sambil menggerakkan uang yang ia pegang.
“Susu?” Minho berpikir keras, mengingat kembali susu yang Jisung maksud.
Jisung menghela napasnya. “Yang waktu itu gue nitip beli susu karna rame banget itu loh!” Gemas Jisung yang mencoba membantu Minho mengingat kembali momen itu.
“Oh ….” Minho mengangguk-angguk.
Belum sempat melanjutkan obrolan mereka, Jun datang membawa dua gelas kaca berbentuk beruang berisikan ice cream. “Nih Ho, pesenan lo. Kalo mau nambah menu tinggal teriak aja karna cuma ada kita bertiga jadi santai aja ok?” Menaruh ice cream ke atas meja dan meninggalkan mereka berdua.
Detik itu juga Jisung menganga dan uang yang ia pegang terjatuh.
Minho tersenyum lebar, “Hai manis?” Sapanya sedikit ragu.
“Min—ho?”
Minho mengangguk.
“Anjing.” Reflek Jisung.
“Ah maaf! Ih tadi aku … eh anu, tadi gue lo an ih kenapa nggak bilang?!”
Minho terkekeh gemas. “Duduk dulu duduk dulu.”
“Mama malu!!” Tutupi mukanya dengan kedua tangannya.
“Jangan gemes gini dong aduh hati gue lemah nih.” Kekeh Minho lalu mengacak rambut Jisung dan mendorong pelan bahu lelaki manis itu agar duduk. Jisung masih enggan membuka tangannya yang menutupi wajahnya itu.
“Hey?? Gak papa Jisung. Gak usah malu, yuk ngobrol dulu. Katanya mau mam es krim?” Minho masih mencoba membujuk Jisung sampai lelaki itu akhirnya pelan-pelan menyingkirkan tangannya yang menutupi pengelihatannya itu.
Gue deg-degan, ternyata dilihat teliti gini Minho ganteng banget ya.
Beneran bisa gila gue, tatap-tatapan sama makhluk semanis Han Jisung.