FANSIGN
“Mau kemana bang?” Tanya Jeongin yang kebetulan melewati rumah Minho.
“Ketemu ayang.” Jawab Minho sok cool sambil membuka pagarnya lebar-lebar agar mobilnya dapat keluar.
“Halah paling Han Jisung mu itu kan.”
ya emang ayang gue dia Jeong,
“Yoi, siapa lagi kalo bukan dia.” Kekeh Minho.
Jeongin melihat Minho dari ujung kepala hingga sepatu Minho. “Ada konser kah? Rapih banget kayak mau ngelamar anak orang aja.”
Minho tertawa. “Kayaknya asik gak sih kalo sekarang gue beneran ngelamar Han Jisung?” Masih dengan kekehannya.
“Emang lo udah siap disantet fans-fans nya?” Canda Jeongin.
“Fans-fans Jisung bakalan setuju kalo Idolnya sama gue Jeong.” Menimpali candaan Jeongin.
“Terserah lo bang, yaudah hati-hati dah gue duluan yak!”
“Yoi,” jawab Minho seadanya.
“Lama banget sih, kalo telat gimana nih!” Panik Felix saat memasuki mobil Minho dibelakang sambil terus ia melihat jam ditangannya.
“Salahin nih temen lo dandannya lama banget.” Jawab Minho yang menunjuk Hyunjin disebelahnya itu.
Hyunjin hanya tertawa. “Maaf, udah ayo berangkat!”
Dalam perjalanan mereka asik karaokean lagu-lagu 3RACHA sambil mengemil jajanan yang sudah mereka beli terlebih dahulu.
“Lo pada bawa apaan sih kok kayaknya ribet banget.”
Hyunjin menarik baju Minho sambil matanya melotot. “Ribet kata lo?! Ini semua buat ayang-ayang kita tau!” Katanya yang diangguki Felix. Karena Felix sedang memakan kentangnya.
“Oh iya fansign ya?”
“Baru sadar dia.” Ujar Felix kepada Hyunjin.
“Gue gak bawa apa-apa lagi, kecuali hati gue buat Han Jisung.” Celetuk Minho sambil terkekeh.
“Taik!” Kompak Hyunjin dan Felix.
“Gila mewah banget.” Ujar ketiganya setelah memasuki gedung.
Felix yang berada dipinggir kanan pun menengok kekiri, menatap kedua temannya itu. “Gue boleh nyamperin temen gue dulu gak? Kesana.” Sambil menunjuk arah yang Felix maksud.
“Yaudah sana.” Jawab Minho.
Setelah Felix pergi, Minho menatap Hyunjin yang sudah cengengesan. “Mau pergi juga? Sok atuh gak papa.”
“Sorry ya Ho, sebentar kok.” Alibi Hyunjin.
Helaan napas berat dari Minho terdengar saat kedua temannya itu meninggalkan dirinya.
Setelah menunggu lama, akhirnya tiba gilirannya.
Sambil berjalan kedepan, “Kenapa kamu paling ujung, paling terakhir sih Ay,” kesal Minho.
Yang pertama ada Chris, hanya mengobrol seadanya sambil menunggu Chris tanda tangan di albumnya.
Lalu beralih ke Changbin. Lelaki yang awalnya penuh senyum itu tiba-tiba senyumnya hilang saat melihat Minho.
“Nyamperin Jisung?” Seperti ada nada ketus disana.
Minho seperti tidak mau terlalu diambil pusing ia menjawab dengan senyum ramahnya. “Iya. Nyamperin 3Racha juga.”
Tidak ada jawaban dari Changbin dan Minho tidak mau terlalu pusing memikirkan itu. Saatnya pindah ke tempat Jisung.
Minho diam karena detak jantungnya tiba-tiba sangat cepat. Ia hanya menatap Jisung yang sedang menandatangani albumnya.
Jisung juga diam dan belum berani menatap Minho.
Minho memberanikan diri untuk maju mendekat kearah Jisung. Mata keduanya saling bertatapan. Terlihat disana ada rasa rindu yang tak tersampaikan. “Sayang, bales chat ku. Masa sebulan aku dianggurin? Aku minta maaf ya? Kita omongin lagi sampai apa yang ada dipikiran kamu kejawab semua.” Ujar Minho dengan pelan. Takut seseorang mendengarnya.
Setelah itu Minho berdiri untuk pergi karena waktunya sudah habis.
Namun tangan Jisung bergerak dengan cepat menarik ujung lengan baju Minho.
“Beli berapa banyak Album kamu cuma ngomong itu doang?”
Minho tersenyum. “Kalo mau tau, bales Chatku.”
Staf dibelakang Jisung sudah mengintrupsi mereka berdua. Jisung melepaskan genggamannya pada baju Minho.
Sebelum Minho benar-benar pergi, Jisung berkata. “Bajunya jelek.”
karna lo jadi keliatan ganteng banget. Gue gak rela banyak yang liat lo dalam keadaan rapih kayak gini. Batin Jisung melanjutkan.
Minho hanya terdiam menatap Jisung yang sudah tersenyum menyapa fans selanjutnya itu.