cookies

cw // kiss


“Aku kira kamu bakalan agak nantian datengnya, aku buat sesuatu belum mateng kamunya udah dateng.” Ujar Minho sambil menaruh es susu coklat di depan Jisung yang sedang duduk manis, namun kelihatan duduk sopan dan penuh dengan kecanggungan dimata Minho.

“Buat apa?” Tanya Jisung dengan suara kecilnya.

Minho terkekeh gemas. “Jisung, biasa aja gak apa-apa. Disini cuma ada kita kok dan santai aja sama aku.”

Kekehan Minho membuat Jisung lega. Sedikit demi sedikit ia menjadi bisa lebih santai dan mulai terbuka dengan sifat aslinya.

“Ini boleh diminum?” Telunjuk kecilnya menunjuk gelas susu didepannya itu.

“Boleh dong sayang.” Jawab Minho cepat.

anjing, jantung gue salting banget dipanggil sayang! Mana kaos item gini, sinting.

Jisung langsung mengambil gelas itu dan meminumnya, sambil sesekali melirik Minho yang juga masih menatapnya. Seakan tertangkap basah, Jisung memalingkan tatapannya ke arah lain.

“Udah laper apa belum?” Tanya Minho.

“Nggak tau.” Geleng Jisung polos.

“Lho? Perut-perut kamu kenapa nggak tau?” Lagi, Minho tertawa kecil.

“Aku lagi masak, mau aku lanjutin, mau bantu?”

Jisung mengangguk semangat dan langsung berdiri. Menaruh kamera yang sedaritadi ia pegang dan tasnya ke sofa Minho.

Minho menatap Jisung yang sudah berdiri, ikut berdiri dan melirik kamera Jisung.

“Kamu ngevlog?”

Jisung menatap kebawah, ke kameranya. “Iya, tapi nggak jadi. Ayo masak!”

Sambil menuju dapur dan diikuti Jisung. “Kenapa gak jadi?”

“Nggak papa, aku bantu apa?” Lalu berdiri tepat disamping Minho dan menatap meja yang sudah banyak bahan masakan.

“Aku gak masalah kalo kamu ngevlog, lanjutin aja …” Minho memberikan piring yang terdapat potongan daging disana dan menyalakan kompornya dengan api sedang dan menaburkan beberapa bawang di wajan.

“Kamu bisa panggang dagingnya?” Lanjut Minho.

“Bisa!”

“Boleh nih lanjut?” Tanya Jisung.

“Boleh dong.”

Jisung segera berlari mengambil kameranya dan membenahi posisi kamera yang menghadapnya. tentunya menghindari Minho

“Sambil masak buat sarapan, aku mau lanjut manggang cookies.” Minho mengambil loyang dan mangkuk besar berisi adonan cookies nya yang sudah dari pagi ia siapkan.

“AKU! AKU! Yang nyetak!” Mengambil alih scoop ice cream yang Minho pegang.

“Iya iya tenang aja dagingnya juga gak bakalan gosong kok! Aku pro idol soalnya!” Cengir Jisung dan langsung mengerjakan dua pekerjaan. Minho tersenyum dan berkata, “Hati-hati ya.”

Jisung mengangguk.


Banyak mengobrol dengan Minho membuat Jisung semakin nyaman berada didekat lelaki yang lebih tua darinya itu.

Selama memasak dan banyak mengubah letak kameranya, akhirnya mereka sampai pada step mencicipi masakan mereka.

Jisung memberlihatkan daging yang ia panggang dengan bangga di depan kamera. “Guys liat! Aku pinter kan manggang dagingnya?!” Lalu menyuap dagingnya dan detik itu juga melotot dan bertepuk tangan.

Minho yang melihat Jisung pandai berkomunikasi dengan kamera pun tersenyum hangat. Biasanya dia hanya melihat Jisung di layar ponsel atau laptop nya, tapi sekarang Jisung benar-benar ada di depan matanya.

tapi kenapa gue gak ngerasa Jisung kayak idol ya?

Senyum Minho tambah mengembang kala Jisung mengarahkan sendoknya untuk ia.

“Buat Chef hebat kita!”

“Ayo buka mulutnya!”

“Nggak keliatan kok! Yang keliatan pundak kebawah doang.” Tenang Jisung.

Minho membuka mulutnya, menerima suapan Jisung.

“Gimana enak?!”

Minho mengangguk dan menunjukkan kedua jempol tangannya membuat Jisung kegirangan.

“Jisung,”

“Kenapa? ada apa?”

“Ngomong aja, ini bisa di cutt kok nanti.” Lanjut Jisung.

Minho beralih posisi, yang tadinya di samping Jisung jadi di depan Jisung. Pinggang Jisung menabrak meja. Gerakan cepat membuat Jisung semakin mundur. Padahal Minho ingin mengambil tisu yang ada di belakang kamera.

Setelah dapat ia kembali memfokuskan tatapannya ke bibir bawah Jisung.

“Kamu nyicipnya brutal banget ya? Sampe bawangnya gini ketinggalan di dagu bisa nggak sadar,” lalu mengambil sisa bawang di dekat bibir bawah Jisung.

kok fokus aku ke bibir Minho sih?!

sadar Jisung sadar!!

Seperti mengikuti bisikan setan, Jisung memegang kedua pipi Minho dan sedikit ia tarik sebelum ia memberanikan dirinya untuk lebih dulu mencium Minho. Lelaki di depannya ini kaget. Badannya yang tiba-tiba ditarik lebih dekat dengan Jisung pun membuat kedua tangannya mengukung Jisung. Dan efek gerakannya menyebabkan piring dagingnya menjadi mundur dan mengenai kamera Jisung.

Sepertinya sorot kamera Jisung menyorot kegiatan bercumbu mereka.