bertemu kembali

// harsh words

“Lho ini cafe yang waktu itu pergi sama Felix, Hyunjin kan?”

Setelah memarkirkan mobilnya Jisung keluar. Memandangi ruko yang tidak asing. Karena ia pernah ke sini.

Jujur saja semalam Jisung tidak bisa tertidur dengan nyenyak saat mengiyakan ajakan Minho. Jantungnya berdebar, ragu untuk masuk ke dalam.

Menepuk-nepuk dadanya dan mengangguk berulangkali untuk meyakinkan dirinya sendiri. Saat ia masuk, matanya bertemu dengan seseorang yang juga menatapnya.

“Ngumpul lagi?” Tanyanya.

Eh, Mas ganteng. batin Jisung.

“Enggak Mas, mau ketemu orang.”

“Janjian di sini? Saya juga lagi janjian sama orang.”

Jisung mengangguk paham. Menunjuk tangga. “Kalo gitu aku ke atas dulu ya?”

“Iya, silahkan.” Senyumnya ramah.

Setelah duduk dan menunggu, ada kucing yang menghampirinya dan duduk di pahanya. Jisung diam, kaku. “Halo Dori!” Tanpa berani bergerak.

Miaw

Jisung terkekeh gemas melihat Dori yang menjilati kakinya dan menghadap ke dirinya. Jisung mengecek ponselnya. Mengetik pesan untuk Minho kalau dirinya sudah sampai di tempat. Jisung mengedarkan pandangannya, di sebrang mejanya ada seseorang yang ia kenal.

Kento Yamazaki?! Batin Jisung menjerit.

Tidak lama dari ia mengirimkan pesannya, Minho datang. Terkesan terburu-buru. Mencari sesuatu. Jisung melihatnya. Lelaki itu ke meja Kento. Karena jaraknya lumayan dekat dan cafe tidak ada pelanggan kecuali dirinya dan Kento, Jisung bisa mendengar Minho.

“Babeh ngapain sih masih disini! Pulang sana, Minho mau ketemu orang.”

Jisung melotot. Jantungnya tambah berdetak kencang. “Minho?!”

Minho menengok ke belakangnya dengan heran. Jisung melihatkan ponselnya yang menampilkan roomchat mereka.

Sama-sama kaget, Minho terkekeh. “Jadi … lo?”

Jisung hanya bisa mengangguk, ia masih kaget.

Kento yang merasa tau pun segera pindah tempat duduk di depan Jisung. “Jadi lo laki nya si Minho?”

Jisung mengangguk lagi. Sebenarnya ia tak paham. Minho terkekeh. Mengangkat Dori dari pangkuan Jisung.

“Kamu ngapain duduk di sana, hm?” Berbicara pada kucingnya yang berada dalam gendongannya.

“Beh,” Minho mengode untuk Babehnya agar segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Kento menatap Jisung. “Tuh liat anak gue. Nggak sopan banget ngusir Babehnya.”

“Dih, nggak gitu Beh. Katanya mau ada kerjaan gede?”

“Oh iya, Gue hampir aja lupa.” Melihat jam tangannya.

“Nak … siapa nama lo?” Tanya Kento dengan gaya khas nya.

“Jisung, Om.”

Kento tertawa, memukul pinggul Minho yang masih berdiri di dekatnya. “Gue dipanggil Om masa?!”

“Ya terus? Kakek?” Sinis Minho.

Kento lebih mendekat ke Jisung. “Babeh dong. Nak Jisung mau kan jadi mantu Babeh?” Lalu tersenyum.

“Sama anaknya sendiri aja lo gue an. Sama Jisung pake nak nak segala.”

“Lho? Jisung kan anak gue?” Kento sengaja menggoda anaknya. Berdiri, menepuk pundak Minho.

“Cuma berdua di sini, jangan macem-macem lo ya!” Lalu pergi keluar cafe.

Minho terkekeh. Lalu duduk di tempat Babehnya tadi. Dori melompat untuk duduk di meja, di dekat Jisung.

“Kamu takut?” Tanya Minho.

“Kamu?”

Minho mendekatkan wajahnya ke depan. “Waktu itu bukannya kamu yang minta buat jangan terlalu formal?” Sengaja menekan kata kamu.

Jisung berdeham. Tidak mau menatap Minho. Lelaki itu memundurkan lagi badannya. “Kamu emang sepemalu ini ya aslinya?”

“Enggak. Masih kaget aja ternyata orang yang selama ini ngechat di tele itu lo.”

“Lo??” Goda Minho.

“Stop godain gue!”

“Ok-ok, tapi jangan lo-gue dong.” Kekeh Minho.

“Masakin gue dong, katanya lo mau masakin gue kalo ketemuan.” Minta Jisung.

“Apa? Nggak denger.” Sepertinya ia ketagihan untuk menggoda Jisung.

“Masakin gue … serius?! Lo nggak mau jawab karna gue nggak pake aku-kamu an?!” Menatap tak percaya Minho.

Miho mengedikkan bahunya dan tersenyum menyebalkan.

“Panggil Mas lagi dong Ji.”

“Lo emang nyebelin ya aslinya!” Kesal Jisung.

“Yaudah kalo nggak mau.”

“Mas Minho, katanya mau masakin aku?”

Minho tersenyum, ia menang. “Kata siapa? Emang aku ada bilang mau masakin kamu?”

“Yaudah aku pulang aja.” Jisung berdiri, mengancam.

“Jangan ngambek dong. Yuk ke dapur!” Ajak Minho. Jisung mengikuti dari belakang.