anak-anak

Chat terakhir Minho dari siang tadi tidak ia jawab. Bukan karena marah, namun lebih ke dirinya kaget. Felix dan Hyunjin pun ia diamkan. Bercanda dan berbicara seadanya karena otaknya hanya memikirkan bagaimana nanti ia bertemu dengan anak-anak Minho?

Apa mereka akan suka dengan nya atau malah sebaliknya? Jisung tidak tau, ia bingung bagaimana menghadapinya nanti.

Jisung berdiri menunggu Minho pulang. Sudah jam sembilan malam. Sejak Minho memberi tahu kalau lelaki itu dalam perjalanan menuju rumah, Jisung cemas sambil menunggu.

Saat mobil Minho memasuki perkarangan rumahnya, Jisung menelan ludahnya. Siap tidak siap, dirinya harus siap.

Tersenyum membalas senyum Suaminya. Minho membuka pintu belakang mobilnya.

“Yang, bantuin ini tiga susah.”

Jisung bingung, ia mendekat.

“Mana anak-anak?”

“Tuh satu lagi angkat.” Ujar Minho yang masuk terlebih dahulu membawa dua pet cargo

Jisung melongo. “KUCING?!”

“Apa Yang nggak denger?!!” Teriak Minho juga dari dalam rumah.

Jisung bernapas lega. Membawa satu pet cargo ke dalam rumahnya. Namun sebelum itu, ia menutup dan mengunci pagarnya terlebih dahulu. Setelah itu masuk.

“Dori itu Yang isinya.”

Jisung melotot. “DORI?!”

Minho mengangguk. Mengelus dua kucing lainnya yang sudah ia keluarkan.

Jisung membuka, mengeluarkan Dori. Ia sudah sedikit lebih berani.

“Sumpah tau nggak sih Mas. Aku tuh udah lemes banget ini. Aku kira beneran anak gak taunya kucing!” Sebal Jisung menatap Minho yang duduk di lantai juga.

Minho tertawa. “Bener kan dugaanku. Kamu pasti marah.”

“Bukan marah. Aku cuma kaget aja kamu bilang mau bawa pulang anak-anak. Aku kira kamu duda!”

Semakin kencang tawa Minho. “Ya kalo aku duda juga udah aku kasih tau dari awal kita kenal kali, Sayang.”

“Gak tau ah! Aku udah lemes banget.” Mengelus sayang Dori.

“Kalo tadi aku bawa anak beneran? Gimana?” Tanya Minho.

“Ya gak papa. Masa aku mau marah kamu punya anak?”

“Kali aja kamu nggak suka anak kecil?”

“Suka kok.”

“Kita adopsi anak, gimana? Mau nggak?”

“Serius?! Mau!”

Senyum Minho mengembang. “Besok aku meliburkan diri, kita adopsi anak!”

“Mau yang kembar!”

“Kembar?” Kaget Minho.

“Nggak mau ya? Yaudah terserah Mas aja deh.”

“Enggak, bukan gitu Ji. Cuma aku kaget aja. Kamu siap ngurusin anak kembar? Nanti kamu nggak bisa nongkrong lagi loh?”

“Gak papa. Aku suruh aja mereka yang ke rumah kalo mau nongkrong.” Cengir Jisung.

“Beneran kamu siap kalo dua?”

“Kalo nggak dicoba nggak bakalan tau hasilnya. Walaupun ada rasa takut sedikit tapi aku yakin kalo kita saling percaya dan berusaha, pasti bisa kok!” Optimis Jisung.

“Sini duduk.”

Jisung bangun sambil menggendong Dori. Duduk di paha Minho dan bersandar.

“Kalo gitu besok kita adopsi anak kembar!” Minho memeluk Jisung yang juga sedang memeluk Dori.

Tawa Jisung semakin keras saat Soonie juga ikut bergabung di atas pahanya. “Soonie nggak mau kalah!”

“Doongie! Sini!” Panggil Minho.

Namun kucingnya itu hanya diam menatap keduanya sambil berguling malas. Minho dan Jisung tertawa.